Ketahanan pangan masih menjadi persoalan  yang harus dituntaskan oleh Pemerintah  karena pangan sebagai kebutuhan dasar manusia sekaligus sebagai hak azazi manusia , sebagaimana tercantum  pada Deklarasi di Roma tahun 1996  dan pada pasal 27 UUD 1945 dan  turut memberikan kontribusi bagi kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia, tidak hanya dari segi ketersedian dan pasokan pangan diperhitungkan tetapi manfaat dan kandungan gizi harus dipenuhi .

Salah satu aspek ketahanan pangan itu sendiri adalah keanekaragaman pemanfaatan pangan karena itu masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai  kekayaan lokal yang dimiliki Indonesia dan cara pengolahannya. Dinas Ketahanan Pangan Kota Payakumbuh pada tanggal 10 s/d 12 Juni 2024 sudah memberikan pelatihan pengolahan pangan lokal non beras non terigu kepada 75 orang peserta  yang berasal dari 47 kader pokja 3 PKK kelurahan, 10 kader pokja 3 PKK kecamatan dan 3 kader pokja 3 PKK  Kota Payakumbuh dan 15 orang pelaku usaha.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan mengadakan lomba pengolahan pangan lokal sekaligus juga dalam rangka memeriahkan HUT RI ke 79 di Lapangan Parkir Kantor Balai Kota Payakumbuh pada tanggal 15 Agustus 2024. Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan konsumsi pangan lokal di masing-masing kelurahan. Disamping itu kegiatan ini juga bertujuan mengkompanyekan konsumsi pangan lokal terutama pangan lokal yang berasal dari umbi-umbian seperti ubi kayu, ubi jalar, dan sebagainya meningkat penggunaannya ditengah-tengah masyarakat.

Sebagaimana kita ketahui bahwa pertumbuhan penduduk berbanding terbalik dengan luas lahan pertanian. Oleh karena itu, diperlukan upaya mengurangi konsumsi beras dan terigu dengan menggantinya dari pangan lokal terutama umbi-umbian. Ini juga merupakan salah satu alasan dilaksanakannya lomba pengolahan pangan lokal yang sumbernya berasal dari umbi-umbian.

Lomba Pengolahan pangan lokal diikuti oleh 2  utusan   masing masing PKK Kecamatan yaitu :

  1. PKK Kelurahan Napar Kecamatan Payakumbuh Utara
  2. PKK Kelurahan Ikua Koto Dibalai Kecamatan Payakumbuh Utara
  3. PKK Kelurahan Payolansek Kecamatan Payakumbuh Barat
  4. PKK Kelurahan Talang Kecamatan Payakumbuh Barat
  5. PKK Kelurahan Koto Tuo Limo Kampuang Kecamatan Payakumbuh Selatan
  6. PKK Kelurahan Padang Karambia Kecamatan Payakumbuh Selatan
  7. PKK Kelurahan Koto Panjang Dalam Kecamatan Lamposi Tigo Nagori
  8. PKK Kelurahan Sungai Durian Kecamatan Payakumbuh Lamposi Tigo Nagori
  9. PKK Kelurahan Tiakar Kecamatan Payakumbuh Timur
  10. PKK Kelurahan Balai  Jaring Kecamatan Payakumbuh Timur

disamping itu tujuan diadakannya lomba ini adalah :

  1. Mendorong penerapan konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) dengan memanfaatkan olahan pangan local
  2. Mendorong kreativitas dan inovasi dalam pengembangan olahan pangan local
  3. Mengurangi konsumsi beras dan terigu

Tim Juri Lomba pengolahan Pangan Lokal Tingkat Kota Payakumbuh adalah perwakilan dari Dinas Pangan Propinsi Sumatera Barat, Ketua PKK Kota Payakumbuh dan Dinas Kesehatan

Lomba pengolahan pangan lokal B2SA  dilaksanakan dalam bentuk display paket lengkap makan siang untuk bekal anak sekolah

Kegiatan ini dibuka oleh PJ Wali Kota Suprayitno dan dihadiri oleh Kepala OPD Se- Kota Payakumbuh, Ketua PKK Kota Payakumbuh, Camat beserta Ketua PKK Kecamatan, Lurah beserta PKK Kelurahan, Peserta Lomba, dan supporter masing –masing Kecamatan

Pemenang lomba pengolahan  pangan lokal tingkat Kota Payakumbuh

  1. Juara I Kelurahan Payolansek Kecamatan Payakumbuh Barat hadiah tropi kaki 4 tabanas Rp 2.500.000
  2. Juara II Kelurahan Ikua Koto Dibalai Kecamatan Payakumbuh Utara hadiah berupa tropi kaki 2 dan tabanas Rp 2.000.000
  3. Juara III Kelurahan Tiakar Kecamatan Payakumbuh Timur hadiah berupa tropi kaki 1 dan tabanas Rp. 1.500.000

Pada acara tersebut juga dilaksanakan Pameran Ketahanan Pangan  dengan tema mengangkat kearifan pangan lokal diikuti oleh 11 KWT   yaitu :

  1. KWT Lumbuang Rasoki Kelurahan Padang Tinggi Piliang Kecamatan Payakumbuh Barat
  2. KWT Rinai Talao Kelurahan Parik Muko Aia Kecamatan Lamposi Tigo Nagari
  3. KWT Markinis Kelurahan Sicincin Kecamatan  Payakumbuh Timur  
  4. KWT Sei Tabiah Kelurahan Koto Panjang Padang Kecamatan Lamposi Tigo Nagari
  5. KWT Padang Baringin Ke;lurahan Koto Panjang Dalam Kec. Lamposi Tigo Nagari
  6. KWT Dahlia Sakato Kelurahan Tigo Koto Diatae Kec. Payakumbuh Utara
  7. KWT Gambia Sejahtera Kelurahan Taratak Padang Kampuang Kecamatan Payakumbuh Utara
  8. KWT Aisyah Kelurahan Koto Baru Kecamatan Payakumbuh Timur
  9. KWT Sakeso Kelurahan Parik Rantang Kecamatan Payakumbuh Barat
  10. KWT Sejahtera Mandiri Kelurahan Koto Tuo Limo Kampuang Kecamatan Payakumbuh Selatan
  11. KWT Ingin Maju Kelurahan Tigo Koto Diate Kecamatan Payakumbuh Utara

Pameran Ketahanan Pangan ini setiap KWT membawa beraneka jenis tanaman dalam polibeg dan pot, tanaman bumbu dapur, tanaman obat keluarga, bibit tanaman yang dijual dan aneka pangan lokal produksi KWT diantaranya :

  1. Tanaman dalam pot/polibeg yang akan dipamerankan, pakcoy,  tomat, seledri, rawit, daun bawang, bawang merah, cabe keriting, kol,selada, cabe ungu, kucai, ceisin,selada, sawi, bengkoang, kacang kedele, bawang merah, sawi pagoda, terung tauco, terung hitam, brokoli
  2. Tanaman bumbu dapur jahe merah, lengkuas, sereh, kunyit, kencur, jeruk lemon
  3. Tanaman obat keluarga yang dipamerankan kunyit putih, adas, kemangi, pegagan, jarak, bawang dayak, daun mint
  4. Bibit yang dijual terung ungu, kol bulat, bibit bayam brazil, terung lalap, strowberry, cabe, seledri, pepaya, cabe rawit
  5. Pangan lokal yang dipamerankan serta dijual adalah Kripik pisang, puding zebra, sagun bakar, rendang lumek, kacimuih, kripik pisang, kripik bayam brazil, lapek bugih, lapek jagung, lapek labu, kerupuk ubi, jahe seduh, mie bayam brazil, combro, onde-onde, saus tomat, roda ganding, mie bayam brazil,

           Dengan diadakan pameran ketahanan pangan ini diharapkan masyarakat lebih dekat mengenal olahan pangan lokal yang ada didaerahnya, mengkonsumsinya kembali sebagai sumber gizi karbohidrat bagi tubuhnya, ada inovasi dalam penyajiannya dan ada pencinta produk olahan pangan lokal yang menjadikannya sebagai sumber pendapatan karena masyarakat sebagai konsumen pangan lokal sudah mulai kembali mencintai produk olahan pangan lokal didaerahnya


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *